 |
| Foto : Herdian Chandra Eureka |
Penulis : Herdian Chandra Eureka
HaluanMerdeka.com - Ditengah kondisi geopolitik yang bisa dikatakan "tidak baik-baik saja" negara-negara berkembang dijadikan target utama intelijen asing guna menciptakan Konflik internal suatu negara.
Kehadiran intelijen asing berkedok perusahaan PMA yang bergerak pada bidang jasa Surveillance/Penyelidikan atau biasa dikenal sebagai "Detektif Swasta" di Indonesia perlu dilakukan peninjauan kembali
Salah satunya terkait dengan Kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 80300 yaitu pengklasifikasian jenis kegiatan ekonomi di Indonesia terkait Aktivitas Penyelidikan/Detektif/Surveillance yang "Tidak bergantung jenis Klien dan Tujuan dari penyelidikan" tentunya bisa mengancam kedaulatan bangsa.
Perusahaan di Indonesia yang bergerak pada sektor Jasa "Detektif Swasta" tentu bisa berpotensi melakukan pelanggaran dalam hal Privasi seseorang, penyalahgunaan informasi pribadi, bahkan tindak pidana. Terlebih lagi perusahaan Asing yang mendirikan dan melakukan kegiatan detektif/intelijen di Indonesia
Sebagai contoh peristiwa Demonstrasi pada tanggal 28 Agustus 2025 yang akhirnya meluas hingga menyambangi kediaman seseorang untuk dirusak dan dijarah. Berdasarkan Fakta yang ada diduga ada yang sengaja melakukan Doxing kepada seseorang sehingga data pribadi nya tersebar luas untuk memprovokasi demonstran.
Tentu hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, sinergitas antara BIN, BAIS & BIK harus diperkuat untuk mendeteksi Ancaman ketahanan negara yang datang dari luar maupun dari dalam.
Meskipun saat ini belum ada regulasi terkait aktivitas detektif swasta, harapannya kedepan perlu ada pembatasan/pelarangan ataupun pengawasan khusus terkait kegiatan Detektif Swasta di Indonesia
