Ad
Scroll untuk melanjutkan membaca
Ad

Kenaikan Dana Wisuda Memanas, Mahasiswa PTIQ Ultimatum: Rektor Silahkan Turun Jika Tak Mampu Selesaikan Polemik

Foto: Rektor Universitas PTIQ Jakarta, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA


HaluanMerdeka.com - Polemik kenaikan dana wisuda di Universitas PTIQ Jakarta memasuki babak baru setelah mahasiswa secara resmi merilis tujuh tuntutan utama dan mengumumkan aksi demonstrasi pada Selasa, 18 November 2025. Mahasiswa menilai kenaikan biaya yang terjadi tahun ini tidak rasional, tidak transparan, dan jauh dari prinsip keadilan bagi peserta wisuda.


Dalam selebaran resmi berlogo Universitas PTIQ Jakarta, mahasiswa menegaskan bahwa permasalahan ini bukan sekadar soal nominal biaya, tetapi menyangkut tata kelola kampus yang dinilai amburadul dan tidak akuntabel. Mereka menuntut transparansi penuh atas seluruh alur keuangan wisuda, termasuk rincian bukti pembayaran setiap item pengeluaran. 


Tujuh tuntutan yang disampaikan mahasiswa meliputi:


Transparansi penuh laporan keuangan wisuda, termasuk rincian setiap item pengeluaran beserta bukti pembayarannya.


Audit independen oleh lembaga profesional, dan hasilnya diumumkan kepada seluruh civitas akademika.


Klarifikasi resmi dari pimpinan Universitas PTIQ mengenai dasar perhitungan dan alokasi dana wisuda.


Kompensasi atau pengembalian dana apabila audit menemukan ketidakwajaran atau kelebihan pungutan.


Penyertaan tiket masuk TMII bagi orangtua/wali wisudawan sebagai bagian fasilitas wisuda. 


Pembentukan Tim Transparansi bersama mahasiswa untuk mengawasi kegiatan kampus yang melibatkan pungutan biaya besar.


Reformasi tata kelola penyelenggaraan wisuda agar lebih transparan, akuntabel, terstruktur, dan partisipatif untuk tahun berikutnya.


Kekecewaan mahasiswa semakin tajam setelah beberapa kali permintaan klarifikasi dari pihak rektorat tidak mendapatkan jawaban memadai. 


Mereka menilai pimpinan kampus cenderung menghindari dialog substantif dan gagal memberikan dasar perhitungan biaya yang dapat dipertanggungjawabkan.


Akibatnya, mahasiswa mengeluarkan ultimatum keras: rektor harus turun jika tidak mampu menyelesaikan permasalahan dana wisuda secara tuntas dan transparan.


“Ini bukan lagi soal nominal. Ini soal integritas dan tanggung jawab pemimpin. Jika rektor tidak mampu menyelesaikan masalah ini, maka kami menuntut pergantian kepemimpinan,” ujar salah satu perwakilan mahasiswa.


Aksi demonstrasi pada 18 November disebut akan berlangsung di depan Gedung Rektorat PTIQ. Mahasiswa dari berbagai program studi sudah menyatakan kesiapan untuk turun ke jalan membawa suara kolektif mereka. 


Tagar #FasilitasSulitBayaranElitMahasiswaMenjerit kini mulai ramai di platform media sosial mahasiswa PTIQ.


Hingga berita ini dirilis, pihak rektorat belum memberikan pernyataan resmi terkait tuntutan mahasiswa dan rencana demonstrasi tersebut. Situasi ini diperkirakan akan menjadi ujian serius bagi stabilitas internal kampus dan masa depan kepemimpinan Universitas PTIQ.

Baca Juga
Berita Terbaru
  • Kenaikan Dana Wisuda Memanas, Mahasiswa PTIQ Ultimatum: Rektor Silahkan Turun Jika Tak Mampu Selesaikan Polemik
  • Kenaikan Dana Wisuda Memanas, Mahasiswa PTIQ Ultimatum: Rektor Silahkan Turun Jika Tak Mampu Selesaikan Polemik
  • Kenaikan Dana Wisuda Memanas, Mahasiswa PTIQ Ultimatum: Rektor Silahkan Turun Jika Tak Mampu Selesaikan Polemik
  • Kenaikan Dana Wisuda Memanas, Mahasiswa PTIQ Ultimatum: Rektor Silahkan Turun Jika Tak Mampu Selesaikan Polemik
  • Kenaikan Dana Wisuda Memanas, Mahasiswa PTIQ Ultimatum: Rektor Silahkan Turun Jika Tak Mampu Selesaikan Polemik
  • Kenaikan Dana Wisuda Memanas, Mahasiswa PTIQ Ultimatum: Rektor Silahkan Turun Jika Tak Mampu Selesaikan Polemik
Posting Komentar