Gambar : Muhammad Farhan Hamid dan Reno Syahputradewo
HALUANMERDEKA.COM - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mendorong pembentukan tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengusut tuntas penyebab kematian Muhammad Farhan Hamid dan Reno Syahputradewo, dua mahasiswa yang sempat dinyatakan hilang usai aksi unjuk rasa pada Agustus 2025.
Keduanya belakangan ditemukan dalam kondisi mengenaskan — hanya tersisa kerangka — di Gedung ACC Kwitang, Jakarta Pusat.
"Menurut saya, masih sangat penting adanya tim pencari fakta yang bersifat independen," ujar anggota Kompolnas Choirul Anam kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (8/11/2025).
Anam menilai tim independen perlu melibatkan berbagai pihak, termasuk Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), lembaga yang aktif mengadvokasi kasus hilangnya Farhan dan Reno.
“Kami kembali mengingatkan pentingnya tim pencari fakta independen agar kejadian serupa tidak terulang lagi,” tegasnya.
Sebelumnya, pihak kepolisian telah mengonfirmasi dua kerangka manusia yang ditemukan di kawasan Kwitang merupakan Farhan dan Reno, berdasarkan hasil uji DNA yang dilakukan Pusat Laboratorium Forensik Polri.
Karo Labdokkes Polri, Brigjen Sumy Hastry Purwanti, menjelaskan hasil uji DNA menunjukkan kecocokan antara data post mortem dan ante mortem kedua korban.
"Post mortem cocok dengan ante mortem sehingga teridentifikasi sebagai Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan Hamid," kata Sumy di RS Polri Kramat Jati, Jumat (7/11/2025).
Farhan dilaporkan hilang sejak 31 Agustus 2025, sedangkan Reno sejak 30 Agustus 2025. Lokasi terakhir keduanya diketahui berada di sekitar Brimob Kwitang, Jakarta Pusat, sebelum akhirnya ditemukan meninggal dunia.
